LAPORAN
PRAKTIKUM
FISIKA
DASAR
KETELITIAN DAN KETEPATAN DALAM
PENGUKURAN ALAT UKUR DIGITAL
DOSEN PENGAMPU :
FITRY TAFZI, S.TP., M.Si.
DISUSUN OLEH :
DWI HERMAWAN (J1B117012)
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan
Pustaka
Ketelitian atau presisi di defiisikan sebagai kemampuan
proses pengukuran untuk mendapatkan hasil yang sama, khususnya pada
pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Semakin dekat harga harga
tersebut dengan harga rata-ratanya maka proses pengukuran dikatakan memiliki
ketelitian yang sama tinggi. Ukuran ketelitian dinyatakan dengan kesalahan rambang (random).
Ketetapan atau akurasi didefinisikan dengan kesesuaian antara hasil pengukuran dari nilai
sebenarnya. Akan tetapi,nilai sebenarnya
pasti tidak pernah diketahui, yamg dapat diketahui hanyalah nilai pendekatan
yang dianggap benar. Perbedaan antara lain diukur dari nilai yag dianggap
benar, termasuk kesalahannya, semakin dianggap tepat (akurat) (kamanya, 2007).
Pengukuran adalaah proses membandingkan satu besaaran dengan
besaran lain yang sejenis yang telah diterapkan sebagai satuan. Pengukuran
padaa umumnya memrrlukan alat ukur, baaik itu berupaa mistar, hasta, depa, daan
sebagainya. Pada zaman dahulu, manusia menggunakan bagian tubuh untuk mengukur
panjang suatu benda. Akibatnya di kenal
istilah hasta, jengkal dan depasebagai
satuan panjang (Arisworo, 2006).
Ketepatan suatu pengukuran dapat didefinisikan sebagai
kesesuaian penetapan nilai atau data dengan nilai sebenarnya yang merupakan
suatu keakuratan (James,1994).
Menurut
Susono (2016), Dalam suatu
pengukuran dibutuhkan suatu alat atau instrumen, sebagai suatu cara untk
menentukan besaran alat perubahan. Instrumen dapat di definisikan sebagai suatu
alat atau peralatan yang mempunyai karakteristik atau kemampuan sebagai
berikut:
·
Sebagai suatu sistem
fisik dimana terdapat hubungan antara lain masukan sebagai hasil pengukuran.
·
Sesuai dengan kebutuhan
untuk pengukuran teknik dan sistem menajemen mutu laboratorium 150 17025 yang
meliputi jangkauan pembaaca, ketepatan,
kepekaandan kesalahan.
·
Keluarnya hasil
pengukuran dapat berupa
- Tandaatausinyal yang bersifaat
kuantitatif.
-
Penunjukanjarumskala analog yang bersifat kuantitatif.
- Penampilanangka digital, atau
- Perekamangkasecara analog.
·
Perangkat keras harus
terdiri dari:
-
Transduser sinyal
asensor
-
Pengkondisi sinyal, dan
-
Keluaran analog atau
digital
Sebenarnya ada
banyak alat ukur waktu yang tersedia seperti jam tangan, jam
dinding, jam bandul, dan sebagainya, namun yang sering
digunakan di laboratorium adalah stopwatch, ada banyak jenis stopwatch dengan
berbagai ketelitian yang sangat tinggi, misalnya fasilitas stopwatch di
handpone (kristanta, 2009).
Pada pengukuran waktu dengan menggunakan stopwatch,
pembaca skala di mulai dengan penunjukan jarum menit kemudian jarum detik.
Pembacaan dan penulisan jarum detik dapat dilakukan hingga setengah skala
terkecil. Adapun cara menggunakan stopwatch dengan terlebih dahulu memastikan
bahwa semua jarum stopwatch menunjuk angka nol. Bila belum melakukan pengolahan
dengan menggunakan tombol pengenol (biasanya bewarna hitam atau tombol tengah)
dan pada saat pengukuran, pengukuran dimulai, tekan tombol start (biasanya
bewarna hijau, tombol kanan), dan mulai pengukuran selesai tekan tombol stop
(biasanya bewarna merah, tombol kiri) (Wasis, 2004).
Rumus yang digunakan praktikum ketelitian daan ketetapan
alat ukur digital sebagai berikut:
a. Mencari
nilai rata rata
Rumus: 
b. Ketidakpastian
mutlak
Rumus:
c. Ketidakpastian
relatif
Rumus: persen = 
d. Akurasi
Rumus: 100% - ketidakpastian relatif
Keterangan
X: nilai rata rata
delta x: ketidakpastian mutlak
persen: ketidakpastian relatif
x1: percobaan 1
x2: hasil pengukuran 2
x3: hasil pengukuran 3
xn: hasil pengukuran seterusnya
N: banyak pengukuran
Alat ukur digital
adalah alat ukur yang menunjukan besaran yang di ukur dalam bentuk angka dengan
alat ukur digital kesalahan pembacaan diilangkan oleh penunjukan langsung
dengan angka dari besaran yang diukur dan titik desimal ditunjukan secara
langsung untuk memudahkan pengukuran (Hanry, 2011).
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1
Untuk dapat menggunakanalatukur digital denganbaikdanbenar.
1.2.2
Untuk dapat menentukan ketelitian dan ketepatan hasil pengukuran.
BAB
II
METODOLOGI
2.1
Alat dan Bahan
Adapunalatdanbahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah bidang
miring dan stopwatch analog, stopwatch handphonedanbaterai.
2,2
Prosedur Kerja
Disiapkan alat dan bahanterlebihdahulu, diletakan baterai diatas bidang miring, diletakan
baterai diatas bidang miring, digelindingkan baterai dari atas bidang miring,
disaat baterai digelindingkan dipersiapkan atau dihidupkan stopwatch stopwatch
baik hpbmaupun analog. Sampai baterai menggelinding kebawah,
diulang percobaan diatas sebanyak 15 kali percobaan. Dicatat hasil pengukuran
waktu yang digunakan baterai umtuk menggelinding dari atas bidang miring sampai
kebawah sampai 15 hadsil percobaan dalam tabel hasil pengamatan.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
|
Ketelitian alat ukur
|
Ulang (detik)
|
||||||||||||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
|
|
1 desimal
|
2,9
|
3,0
|
2,8
|
2,7
|
3,1
|
2,8
|
2,8
|
2,6
|
2,8
|
2,6
|
2,8
|
2,9
|
2,6
|
2,8
|
2,8
|
|
2 desimal
|
2,79
|
2,81
|
2,62
|
2,66
|
2,86
|
2,73
|
2,65
|
2,78
|
2,74
|
2,74
|
2,76
|
2,74
|
2.82
|
2,86
|
2,61
|
3.2
Pembahasan
Dari hasil praktikum yang dilakukan kami mendapatkan data
dari 15 kali percobaan, yaitu memakai stopwatch analog dan stopwatch hp.
Pengukuran dilakukan sebanyak 15 kali, agar mendapat hasil yang akurat.
Hasil yang dicari yaitu :
·
Nilai rata rata
·
Nilai ketidakpastian
mutlak
·
Nilai ketidakpastian
relatif
·
Nilai akurasi
·
Nilai presisi
Mencari nilai rata rata yaitu dengan cara menjumlahkan
semua hasil dari 15 kali percobaan kemudian membaginya dengan banyaknya jumlah
percobaan baik menggunakan stopwatch hp
maupun menggunakan stopwatch analog.
Selanjutnya mencari nilai ketidakpastian mutlak dari
stopwatch analog dan digital yaitu dengan cara:
: 
Hasil yang didapatkan berupa bilangan negatif hal ini
dikarrenakan data yang di dapat beragam.
Kemudian kami mencari nialai ketidakpastian relatif yaitu
dengan menggunakan rumus
persen
= 
Setelah mendapat hasil dari ketidakpastian relatif
selanjutnya mencari nilai akurasi dan presisi nya, karena untuk mencari hasil
dari akuraasi daan presisi di butuhkan hasil dari ketidakpastian relatif, semua
rumus untuk menghitung ketelitian dan ketepatan alat ukur digital berhubungan
atau berkaitan satu sama yang lainnya. Rumus akurasi dadan oresisi dapat
dituliskan sebagai berikut
-
Akurasi
100% - ketidakpastian relatif
-
Presisi
100% - Akurasi
Dari data tabel diatas tidak sama setiap hasil pengukuran
dari pengukuran 1 sampai ke 15 kali, dan
juga tingkat ketelitian pada pengukuran menggunakan stopwatch yaitu lebih
teliti yang 2desimal atau 2 angka di belakang koma, karena semakin banyak angka
di belakang koma maka tingkat ketelitian lebih benar dibandingkan yang lebih
sedikit angka dibelakang koma.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapaat disimpulkan
bahwa ketelitian adalah tingkat kesesuaian atau dekatnya suatu hasil pengukuran
terhadap harga sebenarmya. tingkat ketelitian pada pengukuran stopwatch 2
desimal mendapat hasil yang lebih teliti dibanding dengan 1 desimal.
Cara untuk mengatasi kesalahan dalam pengukuran adalah
dengan teliti, jika ragu dengan hasilnya dapat dilakukan pembandingan dengan
suatu besaran standar atau lebih diukur dengan akurat.
4.2
Saran
Dalam
melalukan praktikum ini, sebaiknya dilakukan dengan hati hati pada saaat
melakukan perhitungan lakukan dengaan teliti dan hati hati aagaar mendapaat
hasil yang benar.
DAFTAR
PUSTAKA
Ariswono, Djoko, dkk. 2006. Fisika Dasar. Jakarta
: Grafindo Media Pratama.
Heny, Arvarinda, 2011. Fisika Alat Ukur Digital. Jakarta : Prenoda Media.
James, Brady. 1999. Kimia Universitas Asas dan
Struktur. Jakarta : binapura.
Kamaja, Asep. 2007. Cerdas Belajar Fisika Bandung
: Grafindo Medis
Pratama.
Krislanta, Arif. 2009. Asiknya Belajar Fisika SMP.
Jakarta : Erlangga.
Susono, Inggrid, Suryadi. 2016. Penghantar Keamanan
Pangan Industri
Pertanian. Jakarta : Erlangga.
Wasis, 2004. Sistem Satuan Dan Pengamatan. Jakarta
: BPPK.
Sangat membantu Min...
BalasHapusSeperti ada yang kuramg om. Kurangin ngopi banyakin micin wkwkwk.
BalasHapusSangat membantu
Siap.. Besok ditambah kopinya
Hapusmantull
BalasHapusTrimakasih
HapusSemangat min. Wkwkwk
BalasHapusSiap bosqu
Hapus